KRITERIA CALON ANGGOTA LEGISLATIF (Studi Pemikiran Alī Muḥammad Al-Ṣallābī)

  • Fandi Purnama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry
  • Muhammad Syuib Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh
Keywords: Kata Kunci: Kriteria, Calon Anggota, Legislatif Alī Muḥammad Al-Ṣallābī

Abstract

Klaim umum dalam konteks ketatanegaraaan bahwa hukum Islam tidak mengenal bentuk kekuasaan legislatif seperti berlaku di dunia Barat. Namun begitu pemikir-pemikir muslim kontemporer melihat prinsip dasar kekuasaan legislatif ini sudah ada semenjak Rasulullah Saw, bahkan berusaha merumuskan menyangkut syarat-syarat dan kriteria yang harus dimiliki oleh anggota legislatif. Alī Muḥammad Al-Ṣallābī mengajukan relatif banyak syarat yang harus ada dalam diri calon anggota legislatif yang dipilih, dan pandangannya tentang masalah ini belum dibahas atau tidak disinggung begitu detail oleh ulama terdahulu dan bahkan semasanya. Atas dasar itu, permasalahan yang diangkat adalah bagaimana pandangan hukum Alī Muḥammad Al-Ṣallābī menetapkan kriteria-kriteria calon anggota legislatif, dan bagaimana pendapat Alī Muḥammad Al-Ṣallābī tersebut dilihat di dalam konteks dari kekinian? Tulisan ini dilakukan dengan pendekatan konseptual (conceptual approach), dengan jenis penelitian hukum normatif (doktrinal). Hasil temuan ini menunjukkan bahwa Alī Muḥammad Al-Ṣallābī menetapkan ada 22 kriteria calon anggota legislatif yaitu Islam, baligh dan berakal, merdeka, kekuatan dan amanah, kekuasaan dan keinginan, adil, sosok terbaik dan kompeten, berilmu, pandangan dan bijaksana, berpengalaman, status warga negara, tidak fanatik dan tidak egois, membaur, dipatuhi, konsisten, kredibelitas, murah hati, setia, komit rasa tanggung jawab, punya visi-misi, seni berinteraksi, dan terakhir kemampuan mempengaruhi masyarakat. Pendapat Al-Ṣallābī tidak sepenuhnya relevan, karena pandangan Alī Muḥammad Al-Ṣallābī diarahkan hanya khusus untuk negara Islam modern (al-daulah al-haditsah al-muslimah).

References

Abī Al-Ḥasan Al-Māwardī, Adab Al-Dunyā wa Al-Dīn, terj: Jamaluddin, Jakarta: Alifia Books, 2018.
_____, Al-Aḥkām Al-Sulṭāniyyah wa Wilāyāt Al-Dīniyyah, Terj: Khalifurrahman Fath dan Fathurrahman, Jakarta: Qisthi Press, 2013.
Abī Ya’lā Muḥammad bin Ḥasan Farrā’ Al-Ḥambalī, Al-Aḥkām Al-Sulṭāniyyah, Beirut: Dār Al-Kutb Al-‘Ilmiyyah, 2000.
Akram Kassab, al-Manhāj al-Da’wī ‘inda al-Qaraḍāwī, Terj: Muhyiddin Mas Rida, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010.
Alī Muḥammad Al-Ṣallābī, Al-‘Adalah min Manzur Al-Islami, Beirut: Dar Al-Ma’rifah, t.tp.
_____, Al-‘Adalah wa Al-Mashalihah Al-Wathaniyyah: Dharurah Diniyyah wa Insaniyyah, Bairut: Dar Al-Ma’rifah, t.tp.
_____, Al-Barlaman fi Al-Daulah Al-Hadisah Al-Muslimah, Terj: Masturi Irham dan Malik Supar, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2016.
_____, Al-Muwathanah wa Al-Wathan fi Al-Daulah Al-Haditash Al-Muslimah, Beirut: Dar Al-Ma’rifah, 2014.
_____, Daulah Haditsah Al-Muslimah: Da’a’imuha wa Wazha’ifuha, Terj: Ali Nurdin, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2017.
_____, Fiqh Al-Nasr wa Al-Tamkin fi Al-Qur’an Al-Karim: Anwa’uh Syuruthih, wa Asbabih, Marahiluh, wa Ahdafih, Terj: Samson Rahman, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013.
_____, Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al-Karim, Terj: Samson Rahman dan Tajuddin, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2020.
Charles Baron De Montesquieu, The Spirit of Laws, Translate: Thomas Nugent, New York: Cosimo Classics, 2011.
Fajlurrahman Jurdi, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2019.
Francesco Belfiore, The Ontological Foundation of Ethics, Politics, and Law, Amerika: University of America, 2013.
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Cambridge: Harvard University Press, 2009.
I Gede Yusa dkk, Hukum Tata Negara Pasca Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Malang: Setara Press, 2016.
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi: Serpihan Pemikiran Hukum, Media dan HAM, Jakarta: Konstitusi Press, 2005.
_____, Partai Politik dan Pemilihan Umum Sebagai Instrumen Demokrasi. Jurnal: “Konstitusi”. Vol. 3, No. 4, Desember, 2006.
_____, Pengantar Hukum Tata Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
_____, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Refoormasi, Jakarta: Mahkamah Konstitusi, 2006.
John Locke, Two Treatises of Government, Edited: Peter Laslett, Britania: Cambridge University Press, 2003.
Lawrence M. Friedman, and Grant M. Hayden, American Law An Introduction, Third Edition, New York: Oxford University Press, 2017.
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Moh. Mahfud MD, Islam, Lingkungan Budaya Hukum dalam Perspektif Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal: “Karsa Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman”. Vol. 24, No. 1, Juni, 2016.
_____, Rambu Pembatas dan Perluasan Kewenangan Mahkamah Konstitusi, Jurnal: “Hukum”. Vol. 4, No. 16, Oktober, 2009.
Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-‘Uṡaimīn, Syarḥ Kitāb Al-Siyāsah Al-Syar’iyyah li Syaikh Al-Islām Ibn Taimiyah, tanpa penerjemah, Jakarta: Griya Ilmu, 2009.
Rahman Mulyawan, Sistem Pemerintahan Indonesia, Bandung: UNPAD Press, 2015.
Rahman Syamsuddin, Pengantar Hukum di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2019.
Rahyunir Rauf, Perubahan Kedudukan Kelurahan: Perangkat Daerah menjadi Perangkat Kecamatan, Jurnal: “Wedana Pemerintahan, Politik dan Bikrokrasi”, Vol. 3, No. 1, April 2017.
Wahbah Al-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, Terj: Abdul hayyie Al-Kattani, dkk, Jakarta: Gema Insani Press, 2009.
Yūsuf Al-Qaraḍāwī, Siyaāsah Syar’iyyah fī Ḍau’ Al-Nuṣūṣ Al-Syarī’ah wa Maqāṣiduhā, Terj: Fuad Syaifudin Nur, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2019.
_____, Fikih Daulah dalam Perspektif Alquran & Sunnah, Terj: Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2018.
Published
2022-10-26