PENGARUH TEMPERATUR CAMPURAN LIMBAH CAIR TAHU LIMBAH ROTI DAN FESES SAPI TERHADAP HASIL BIOGAS

  • Ody Gunawan Faculty of Science and Technology, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
  • Nur Aida Faculty of Science and Technology, Islamic State University of Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia
  • Sri Nengsih Faculty of Science and Technology, Islamic State University of Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia
Keywords: Limbah cair tahu, limbah roti, feses sapi, biogas

Abstract

Pembuangan limbah usaha kecil seperti industri tahu dan tempe secara langsung dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Limbah cair tahu dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah bahan bakar biogas yang tentunya berguna bagi masyarakat. Selain limbah tahu, limbah roti juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan biogas. Limbah cair tahu dan limbah roti memiliki semua komponen yang dapat dijadikan sebagai feedstock untuk proses biogas yang menjanjikan karena limbah roti dan limbah cair tahu mudah didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari kombinasi limbah cair tahu, limbah roti dan feses sapi yang sudah kadaluarsa serta untuk mengetahui zat apa saja yang dihasilkan oleh kombinasi limbah cair tahu, limbah roti dan feses sapi yang sudah kadaluarsa. Pengamatan pada suhu di dalam biodigester dilakukan selama 42 hari, dan hasil dari pengamatan didapatkan suhu rata-rata pada digester 1= 31,4, pada digester 2= 31,2, dan pada digester 3= 31,2. Proses produksi gas berada pada rentang suhu diatas 30oC yang merupakan rentang suhu yang optimal untuk produksi biogas. Hasil pengujian dari GC-MS tidak teridentifikasi adanya gas metana tetapi didapati Kandungan 5-Methyl-3-propyl-isoxazole dengan persentase 64,37%, zat Cyclononasiloxane, octadecamethyl- dengan persentase 7,98 %, dan Cyclooctasiloxane, hexadecamethyl- dengan persentase 6,79 %. Senyawa ini dari kelompok cycloheptasiloxane menurut ulasan yang diterbitkan oleh Hassan (2016) adalah senyawa yang mencakup agen antibakteri, antikoagulan dan anti-inflamasi.

References

Agung, Tuhu dan Andri Sutan winata. (2012). Pengolahan Limbah Industri Tahu dengan Menggunakan Teknologi Plasma. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol 02 (2).

Anonim. (2007). Digester Gas Bio. Jurnal Penelitian Peternakan. Kerjasama Pusat Teknologi Pembangunan ITB dengan Program Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indonesia (BUTSI) Departemen Tenaga Kerja Trasmigrasi dan Koperasi Bandung Pusat Infomasi Dokumentasi PTP-ITB.

Deublein, D dan A. Steinhauser. (2008). Biogas from waste and Renewable Resource, Wiley-VCH Verlag GmbH & Co.KgaA, Weinheim

Dieyna, Analisis Kadar Air, http://mizuc.blogspot.com/2012/11/analisis-kadarair.html diakses pada 29 Februari 2020

Drapcho, C. M., Nhuan, N. P., dan Walker, T. H. (2008). Biofuels Engineering Proces Technology, The Mc Graw-Hill Companics Inc. United States

Fibria, K. (2007). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu. Program Studi Megister Universitas Diponegoro.

Fibria, N. (2007). Pengaruh Penggantian Sirup Glukosa dengan Sirup Sorbitol dan Penggantian Butter dengan Salatrim Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Kembang Gula Lunak Karamel.

Gamman, B. M., dan Sherrington, K. B. (1992). Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh Gadjito, MS, Murdiati. A. dan Sardjono. Edisi Kedua.

Hastuti, S., Noor, Z., dan Santoso, U. (2000). Hubungan Jumlah Ikatan disulfa dan Kadar Protein dengan Sifat Mekanik Edible Film dari Tepung Biji Kecipir Rendah lemak Mechanical Properties of Edible from Defatted Winged Flour at Various level of Disulfide Levels and. Agrosains, 13.

Hozairi, Bakir dan Buhari. (2012). Pemanfaatan kotoran hewan enjadi energy biogas untuk mendukung pertumbuhan umkm di kabupaten penekasan LPPM Universitas islam Madura.

Ikhwali, M. F., dan Pawattana, C. (2022). Assessment of Hydrologic Variations Under Climate Change Scenarios Using Fully-distributed Hydrological Model in Huai Luang Watershed, Thailand. Engineering and Applied Science Research, 49(4), 470–484. https://doi.org/10.14456/easr.2022.47

Ikhwali, M. F., Pawattana, C., Nur, S., Azhari, B., Ikhsan, M., dan Aida, N. (2022). Reviews, Challenges, and Prospects of The Application of Hydrologic Engineering Center-Hydrologic Modelling System ( HEC-HMS ) Model in Indonesia. Engineering and Applied Science Research, 49(5), 669–680. https://doi.org/10.14456/easr.2022.65

Jiwantoro. (2005). Infrastruktur Pembangkit Biogas.

http://www.jiwantoro.com/index.php/ Artikel?start=10.

Joacuim D. C. (2011). Optimasi Produksi Biogas Pada Anaerobic Digester Biogas Type Horizontal Berbahan Baku Kotoran Sapi Dengan Pengaturan Suhu Dan Pengadukan. Thesis. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Kaparaju,P., 2006. Effect of Temperature and Active Biogas Process on Passive Separation of Digested Manure. Journal Bioresources Technology. Australian Government Publishing Service.

Karunia, T. U., & Ikhwali, M. F. (2021). Effects of population and land-use change on water balance in DKI Jakarta. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 622(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/622/1/012045

Kaswinarni, F. (2007). Kajian teknis pengolahan limbah padat dan cair industry tahu studi kasus industri tahu tandang semarang, sederhana kendal dan gagak sipat boyolali (Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).

Ketaren.S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta.

Kusuma, R. (2008). Pengaruh Penggunaan Cengkih (Syzygiumaromaticum) dan Kayu Manis (Cinnamomum sp.) sebagai Pengawet Alami terhadap Daya Simpan Roti Manis.[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ling, Y. L. (2007). Treatability of palm oil mill effluent (POME) using black liquor in an anaerobic treatment process (Doctoral dissertation).

Manurung, R., Hasibuan, R., & Irvan, H. (2004). Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob–Aerob. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Medan.

Moenir, M., dan Yuliasni, R. (2011). Penerapan Teknologi Bio-desulfurisasi Gas HidrogenSulfida (H2S) pada IPAL Industri Tahu sebagai Upaya Pengambilan Kembali (Recovery) Sulfur. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, 1(4), 1-8.

Neves, L., Goncalo, E., Oliveira, R., dan Alves, M. M. (2008). Influence of composition on the biomethanation potential of restaurant waste at mesophilic temperatures. Waste management, 28(6), 965-972.

Nugraha, M. A. (2014). Kajian Laju Alir Recycle Air Lindi Terhadap Kualitas Biogas dengan Green Phoskko (GP7) dan Reaktor Tipe Partition . Doctoral dissertation. Politeknik Negeri Sriwijaya).

Padang, Y. A., Nurcahyati, dan Suhudi. (2011). Meningkatkan Kualitas Biogas Dengan Penambahan Gula. Jurnal Teknik Rekayasa,12.

Paimin, F. B. (2001). Alat Pembuat Biogas dari Drum, Penebar Swadaya : Jakarta.

Pawattana, C., Panasoontorn, S., dan Poopiwkham, S. (2021). Assessment of Water Shortage Situations in Lower Nam Pong Basin under Climate Change, 29, 52–61. DOI: https://doi.org/10.14456/nujst.2021.35

Pelczar, Michael dan Chan, E. C. S. (2005). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerjemah Hadioutomo, Ratna Sri. Penerbit UI Press, 2010.

Ratnani, D. (2011). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipers (Mart.) Solm) Untuk Menurunkan Kandungan COD, pH, Bau dan Warna pada Limbah Cair Tahu. Jurnal Momentum, 7(1), 41-47.

Ratnani, R. D., Hartati, I., dan Kurniasari, L. (2013). Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) untuk Menurunkan Kandungan COD (Chemical Oxygen Demond), pH, Bau, Dan Warna Pada Limbah Cair Tahu. Laporan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

Rosdi, F. A. (2011). Pembuatan Biogas Dari Hasil Fermentasi Thermofilik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sistem Recycle Menjadi Energi Listrik Untuk Kapasitas 45 Ton Tbs/Jam. Tesis. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.

Said, N. I. (2015) Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe dengan Proses Biofilter Anaerob dan Aerob. Tersedia pada: http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html

Sastrohamidjojo, H. (2005). Kimia Dasar. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.

Setyorini, D. dan Prihatini, T. (2003). Menuju “quality control” pupuk organik di Indonesia. Disampaikan dalam Pertemuan Persiapan Penyusunan Persyaratan Minimal Pupuk Organik di Dit. Pupuk dan Pestisida, Ditjen Bina Sarana Pertanian.

Silvennoinen, K., Katajajuuri, J. M., Hartikainen, H., Jalkanen, L., Koivupuro, H. K., & Reinikainen, A. (2012). Food waste volume and composition in the Finnish supply chain: Special focus on food service sector. Proceedings Venice.

Simamora, S., dan Salundik, S. W. (2006). Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak & Gas dari Kotoran Ternak. AgroMedia.

Sudiastra, I. W., dan Suasta, I. M. (1997). Pemanfaatan Limbah Roti untuk Makanan Ternak Babi. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana.

Sudiastra, I. W., dan Suasta, I. M. (l997). Pemanfaatan Limbah Roti untuk Makanan Ternak Babi. Laporan Penelitian Dosen Muda, Ditbinlitabmas, Dirjen Dikti, Fapet. Unud. Denpasar.

Tarwotjo, S. C. (1998). Dasar–Dasar Kuliner Gizi. Jakarta. Grasindo.

Tirtawinata, T. C. (2006). Makanan dalam perspektif alqur'an dan ilmu gizi. Jakarta. Balai penerbit.

Wagiman. (2006). Identifikasi Potensi Produksi Biogas dari Limbah Cair Tahu dengan Menggunakan Reactor Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB). Prosiding Seminar Nasional Energi Hayati sebagai Solusi Krisis Energi : Peluang dan Tantangannya di Indonesia. Surakarta

Wahyuni, S., dan MP, S. (2011). Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah (Revisi). AgroMedia.

Yahya V. J. (2016). Pengolahan Limbah Industri Tahu. vandajulita.blogspot.com/2016/01/pengolahan-limbah-industri-tahu.html.

Yulianti, L. N., dan Mudjajanto, E. S. (2004). Membuat aneka Roti. Penebar Swadaya. Bogor.

Published
2023-01-02
How to Cite
Ody Gunawan, Nur Aida, & Sri Nengsih. (2023). PENGARUH TEMPERATUR CAMPURAN LIMBAH CAIR TAHU LIMBAH ROTI DAN FESES SAPI TERHADAP HASIL BIOGAS. ingkar: ournal of nvironmental ngineering, 3(2), 26-43. https://doi.org/10.22373/ljee.v3i2.2310